Syair adalah puisi lama yang setiap bait terdiri dari empat baris (larik) dengan bunyi akhiran yang sama. Melukiskan hal-hal yang panjang seperti tentang suatu cerita, agama, cinta, nasihat, dan lain sebagainya termasuk kegunaan syair.
Oleh karena itu, Didalam syair terdapat banyak bait-bait. Dilihat dari struktur fisiknya, syair terikat oleh jymlah baris dalam satu bait, tiap baris terdapat jumlah suku kata, dalam tiap puisi terdapat jumlah bait, terdapat aturan rima dan juga ritma.
Sejarah Masuknya Syair Ke Indonesia
Syair dibawa dari persia bersamaan dengan masuknya agama islam ke Indonesia. Akan tetapi banyak syair yang termodifikasi hingga bentuk syair tidak lagi identik dengan bangsa arab.
Justru syair identik dengan bangsa melayu. Hamzah Fansuri ialah tokoh dari Indonesia yang memperkenalkan syair. Syair sidang fakir dan syair perahu termasuk karya dari Hamzah Fansuri dan masih banyak karya lainnya.
Baca Juga : Kegiatan Sosial Bermasyarakat
Jenis-Jenis Syair
Berdasarkan isinya, syair terbagi menjadi 5 bagian, sebagai berikut:
Syair Panji
keadaan orang-orang kaya atau juga berasal dari dalam istana disebut syair panji. Suatu syair yang memaparkan tentang cerita keadaan yang terjadi dalam kerajaan (istana), Seperti “syair Ken Tambuhan”.
Syair Romantis
Berisi tentang rasa cinta atau percintaan pelipur lara, cerita rakyat. Seperti, “Syair Bidasari”
Syair Kiasan
Syair yang memaparkan tentang percintaan ikan, burung, buah-buahan, bunga dan semua hal itu hanyalah lambang atau simbolik yang dimuat didalamnya, kiasan atau juga sindiran kepada suatu peristiwa tertentu. Seperti, “Syair Burung Pangguk”
Syair Sejarah
Peristiwa sejarah yang penting merupakan dari isi syair sejarah, seperti peperangan contohnya “Syair Perang Mengkasar”.
Syair Agama
Syair yang berisi tentang tema ajaran ilmu tasawuf. Syair ini tergolong penting, dibagi menjadi empat bagian yaitu: syair sufi, syair ajaran islam, syair riwayat nabi, dan juga syair nasihat.
Unsur-Unsur Syair
Terdapat dua unsur syair yaitu: unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik
Unsur Instrinsik Syair
Unsur instrinsik syair unsur yang berasal dari dalam syair. Beberapa unsur –unsur intrinsik sebagai berikut:
Tema, ide pokok yang ingin disampaikan oleh penyair kepada para pembaca melalui syair. Tema yang sering digunakan ialah kemanusiaan, keindahan, agama, pendidikan, budi pekerti, dan sebagainya.
Perasaan, ungkapan yang berupa ciri khas yang diingikan penyair melalu syair, baik cara pandang, karakter dan sebagainya.
Nada, suatu penekanan atau informasi yang terdapat dalam syair bisa berupa menasehati, mengejek, bergurau, bergembira, mengkritik, berbelas kasihan serta sebagainya.
Amanat, Nasehat atau pesan yang ingin disampaikan penyair kepada pembaca melalui syair. Syair ini ditafsirkan oleh pembaca sesuai apa yang sudah di pahami.
Unsur Ekstrinsik Syair
Unsur yang berasal dari luar, adapun unsur ekstrinsik sebagai berikut:
- Kebiasaan atau adat masyarakat setempat
- Sosial dan latar belakang budaya
- Pendidikan seorang penyair
- Riwayat kehidupan penyair
Ciri-Ciri Syair
- Beberapa ciri-ciri syair, diantaranya adalah:
- Syair dalam tiap bait terdapat empat baris atau larik.
- Semua baris mengandung isi dan makna, syair ini tidak memiliki sampiran.
- Tidak selesai dalam satu bait
- Setiap bait ssatu dengan lainnya maknanya sama
- Pola iramanya a-a-a-a (rima sama)
- Pada tiap pertengahan baris antara empat sampai enam suku kata terjadi irama.
- Kiasan ialah bahasa yang digunakan dalam syair
- Syair berisi tentang dongeng, cerita, dan nasehat
- Dalam baris terdapat 4 kata, jumlah suku kata ada 8 hingga 12