Pada bulan April 2014 lalu dunia dikejutkan dengan laporan badan kesehatan dunia WHO yang menyebutkan bahwa telah ditemukan kasus penyakit Marburg di uganda yang telah menyebabkan korban meninggal.
Tercatat ada 146 orang kontak pada pasien ini telah diawasi dengan ketat oleh para medis. Penyakit Marburg disebabkan oleh virus yang satu golongan dengan virus Ebola.
Golongan virus tersebut adalah filovirus (Floridae). Virus ini sangat mematikan sebab angka kematiannya sangat tinggi yaitu 24 sampai 88% dan belum ada obat serta vaksinnya.
Kamu juga dapat mengetahui fakta-fakta seputar virus HIV yang memiliki risiko kematian yang cukup tinggi juga hanya di sini.
Gejala yang ditimbulkan oleh virus Marburg ini juga mirip dengan gejala yang ditimbulkan oleh virus Ebola, yaitu dapat menyebabkan terjadinya pendarahan hebat.
Dengan demikian penyakit Marburg disebut dengan Marburg Hemorrhagic Fever, mirip dengan sebutkan penyakit Ebola Hemorrhagic Fever.
Selain menimbulkan gejala demam, penyakit Marburg ini menyebabkan diare cair yang hebat, kelelahan dan nyeri perut hebat. Pendarahan dapat terjadi pada muntah, buang air besar darah, hingga pendarahan dari hidung mulut dan vagina.
Penyakit Marburg dihubungkan pada monyet afrika, yaitu jenis African Green monkeys dan juga kelelawar jenis Old World Fruit Bat.
Virus Marburg telah diisolasi pada kelelawar buah yang telah ditangkap di Sierra Leone. Penangkapan tersebut menandai pertama kalinya ditemukan virus tersebut di Afrika Barat.
Pada 3 distrik kesehatan ada 5 kelelawar yang berhasil ditangkap di Afrika dinyatakan positif terjangkit virus Marburg.
Hal tersebut diungkapkan oleh ilmuwan yang dipimpin oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Oenyakit dan Universitas Njala di Sierra Leone.
Penemuan tersebut adalah salah satu bagian dari upaya yang dipimpin Amerika Serikat untuk menemukan patogen berbahaya pada hewan sebelum mengancam manusia.
Awalnya wabah penyakit ini muncul di kota Marburg dan Frankfurt di Jerman serta Bergrade di Serbia pada tahun 1967. Penyakit tersebut diketahui bermula dari penelitian pada monyet dari uganda yang diperiksa di lab Jerman.
Penyakit Marburg ditemukan terlebih dahulu 9 tahun sebelum ditemukannya penyakit Ebola. Terdapat penyakit misterius juga salah satunya demam berdarah yang menimpa para pekerja di sebuah pabrik vaksin yang telah menangani pengiriman monyet hijau dari uganda.
Penyakit Marburg menyebabkan wabah di Uganda terjadi pada 2012 lalu. Setidaknya terdapat 20 kasus dan 9 orang meninggal dunia akibat penyakit tersebut.
Virus Marburg yang dibawa oleh kelelawar yang diduga memiliki panjang sekitar 6 inci dengan lebar sayap sekitar dua kaki, mereka juga suka bertengger di gua-gua atau di hutan lebat.
Kelelawar kelelawar tersebut akan keluar di malam hari untuk mencari makan buah, hingga pada akhirnya petani buah terpaksa meracuni buah mereka supaya tidak diserang oleh kelelawar.
Kelelawar tersebut menyebarkan virus dalam kotoran, air liur dan air seni mereka. Para ilmuwan yang mempelajari tentang virus tersebut percaya bahwa hewan seperti monyet bisa terjangkit virus Margburg.
Penyebaran virus tersebut pada monyet yaitu dengan mereka memakan buah sisa yang telah digerogoti kelelawar yang membawa virus Margburg.
Itulah mengapa warga dilarang untuk menyentuh atau mendekati monyet yang hidup disekitar kelelawar yang membawa virus Margburg.
Demikianlah fakta-fakta yang berkaitan dengan virus Margburg yang menimbulkan gejala serupa dengan gejala yang ditunjukkan oleh pasien penyakit Ebola. Semoga bermanfaat dan selalu jaga kesehatan.