Fakta-Fakta Seputar Virus Flu Babi

    Pada bulan Juni lalu para ilmuwan yang ada di Tiongkok menemukan flu babi jenis baru yang dapat berpotensi menjadi pandemi baru.

    Para peneliti tersebut risau akan virus tersebut yang bisa bermutasi lebih lanjut, sehingga tak menutup kemungkinan bahwa virus tersebut bisa menyebar dengan mudah serta memicu wabah pandemi global.

    Padahal saat ini dunia sedang mengalami pandemi virus Corona yang belum terselesaikan. Kamu juga dapat mengetahui fakta-fakta seputar virus Corona di sini.

    Kabar mengenai laporan virus flu babi jenis baru tersebut dipublikasikan dalam PNAS (Proceedings of the National Academy of Science of the United States of America). 


    Laporan itu berisikan bahwa para peneliti memaparkan temuan dari pengawasan yang telah mereka lakukan terhadap virus flu babi di China dari tahun 2011 hingga 2018.

    Dari hasil penemuan itulah, peneliti menemukan jenis flu babi baru yang dinamai genotipe 4 (G4) EA (Eurasian avian-like) H1N1. Berikut ini merupakan beberapa catatan mengenai fakta penting seputar virus G4.

    1. Virus ditemukan pada 10 provinsi di China

    Para peneliti sudah melakukan 30.000 tes swab kepada babi di berbagai rumah jagal yang tersebar di 10 provinsi di China demi mengawasi perkembangan virus flu babi.

    Jumlah tersebut juga didukung oleh 1.000 hasil tes swab lainnya dari babi yang memiliki gejala gangguan pernapasan yang ada di rumah sakit pendidikan kedokteran hewan.

    Dari keseluruhan tes swab yang mencapai hingga puluhan ribu tersebut, para peneliti menemukan sebanyak setidaknya ada 179 virus flu babi. 

    Namun yang membuat risau adalah sebagian besar dari hasil tes swab tersebut menunjukkan virus blu babi itu jenis G4, yang bahkan sudah mendominasi di babi sejak tahun 2016.

    2. Berasal dari garis keturunan virus yang berbeda

    Jenis virus yang ditemukan oleh peneliti tersebut adalah salah satu dari enam genotip virus yang sudah ditemukan sejak tahun 2011 hingga 2018. 

    Varian virus G4 EA H1N1 mempunyai garis keturunan dari strain yang telah ditemukan pada virus flu burung Asia dan Eropa (Eurasian avian-like virus), hal itu berdasarkan jawaban dari para peneliti.

    Strain virus H1N1 inilah yang telah menyebabkan pandemi flu babi pada tahun 2019, serta virus H1N1 Amerika Utara yang mempunyai gen dari virus flu burung, babi dan manusia.

    3. Sudah menular ke manusia, dan berpotensi jadi pandemi di kemudian hari

    Para peneliti tersebut sudah melakukan pengawasan serologi sejak 2016 hingga 2018 supaya dapat mencari tahu apakah virus G4 sudah menginfeksi manusia.

    Para peneliti tersebut berhasil mengumpulkan total sampel serum sebanyak 338 yang sudah dikumpulkan dari para pekerja peternakan babi di 15 perternakan yang berbeda.

    Dari hasil pengawasan para peneliti, sebanyak 10,4% atau 35 dari total 338 sampel peternakan babi positif G4 EA H1N1. 

    Kemudian ada sekitar 4,4% atau 10 dari 230 orang positif terjangkit G4 EA H1N1 dari kelompok rumah tangga biasa. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa virus G4 bisa berpindah dari hewan ke manusia.

    Namun para peneliti belum bisa memastikan karena belum ada bukti bahwa virus tersebut bisa dikeluarkan dari manusia ke manusia.

    4. Manusia tidak kebal terhadap virus G4 WA H1N1

    Kekebalan tubuh manusia terhadap suatu virus tertentu dapat muncul setelah ia terpapar oleh virus terkait atau melalui vaksin.

    Tetapi pada kasus virus flu babi baru ini, para peneliti memperingatkan bahwa manusia tidak mempunyai kekebalan terhadap virus tersebut.

    Hal itu disebabkan virus flu babi ini mengalami penyimpangan anti genetik yang bisa mengurangi perlindungan imunitas manusia terhadap virus tersebut.

    Demikianlah beberapa fakta seputar flu babi. Semoga bermanfaat!

    Baca Juga