Psikotes koran memiliki istilah lain yaitu psikotes pauli kraepelin. Menurut ahli psikologi, tes koran merupakan tes untuk mengetahui atau mengukur faktor-faktor khusus intelektual seperti tes konsentrasi dan tes kecepatan. Namun tes ini juga kerap digunakan untuk mengetahui karakter dan performa dari seorang calon karyawan.
Penilaian psikotes koran yang diambil berdasarkan hasil grafik dari mengerjakan tes tersebut, jadi bukanlah tinggi angka yang dijumlahkan.
Dengan demikian, peserta harus mengupayakan mendapatkan grafik yang stabil, tidak terlalu naik secara signifikan maupun turun secara drastis. Kuncinya yaitu dengan membuat patokan berapa angka yang perlu diselesaikan dari bawah ke atas atau dari atas ke bawah. Dengan demikian kamu bisa mendapatkan grafik yang bagus.
Sebenarnya tes koran ini meminta pesertanya untuk menjumlahkan sederet angka dengan cara yang sederhana.
Namun deretan angka yang harus dijumlahkan totalnya tidak sedikit, ukuran kertas tes koran juga seperti lembaran koran yang terdiri dari 45 lajur angka satuan antara bilangan 0 sampai 9 yang tersusun secara acak sebanyak 60 angka yang ditulis secara vertikal pada tiap jalur.
Yang perlu diingat, yaitu jika kamu menulis jawaban yang salah, maka peserta tidak diperbolehkan untuk menghapusnya melainkan hanya dengan dicoret jawaban yang salah dan ditulis ulang dengan angka yang lebih tebal di sebelahnya. Sebelumnya dijelaskan bahwa transparan juga dikenal dengan tes pauli kraepelin.
Sebenarnya itu merupakan psikotes koran yang berbeda yaitu tes pauli yang diminta menjumlahkan mulai dari atas ke bawah dengan instruksi 'garis', itu berarti peserta harus membuat garis pada batas jawaban penjumlahan yang terakhir kemudian melanjutkan kembali hitungannya di bawah garis tersebut.
Sedangkan pada tes kraepelin cara menyelesaikannya dimulai dari bawah ke atas dengan intruksi 'pindah'. Disini tugas kamu adalah erpindah dari menghitung kolom penjumlahan sebelumnya ke kolom sebelahnya dan mulai menghitung dari bawah kembali sampai seterusnya.
Contoh Soal dan Cara Mengerjakan Soal Psikotes Koran
Kunci mengerjakan soal psikotes koran dilakukan dengan cara menjumlahkan dua bilangan angka. Setelah itu jawaban ditulis di sela-sela dua bilangan yang dijumlahkan.
Apabila penjumlahan menghasilkan angka bilangan 2 digit, maka kamu hanya perlu menulis digit terakhir saja atau angka satuannya. Adapun contoh lembar tes psikotes koran beserta cara mengerjakannya yaitu:
Layaknya penjelasan pada gambar tersebut, soal psikotes ini dikerjakan dengan menjumlahkan angka dari bawah ke atas. Seperti contoh pada gambar yaitu (3+1=4) maka di sela-sela angka tersebut ditulis hasil jawaban (4). Setelah itu pada (1+9=10) maka yang hanya perlu kamu tulis adalah bilangan 0 saja karena angka 10 termasuk dalam bilangan puluhan.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa psikotes koran ini tidak dinilai berdasarkan banyaknya angka dari hasil menjumlahkan, melainkan berdasarkan hasil grafik yang dihasilkan dari mengerjakan soal tersebut.
Apabila hasil soal yang kamu kerjakan menunjukkan grafik datar itu berarti menunjukkan kamu mampu bekerja dengan stabil dan tidak mudah terpengaruh dengan lingkungan.
Apabila hasil psikotes koran yang kamu kerjakan menunjukkan grafik naik, maka hal ini menunjukkan bahwa pribadi kamu merupakan orang yang bisa berprestasi dalam bekerja, sedangkan jika hasil psikotes koran menunjukkan grafik menurun, ini mengindikasikan bahwa kamu merupakan orang yang menunjukkan kurang prestasi, mudah bosan, mudah jenuh dan mudah lelah.
Sedangkan apabila hasil psikotes koran kamu menunjukkan hasil yang seimbang maka ini mengindikasikan bahwa kamu kurang stabil dalam bekerja.